Subscribe:

Pages

Sabtu, 10 Mei 2014

Pemimpin Kodok

Pengarang: Anonim
Dahulu kala, ketika dunia masih sangat muda, ada sebuah kolam di tepi hutan. Di dalamnya tinggal ratusan ekor kodok yang bisa berbicara. Sungguh menyenangkan jika kita mengendap endap di balik pohon lalu mendengarkan mereka diam diam ketika mereka sedang berbicara dengan gembira.
Mereka berbicara terlalu banyak sehingga suatu saat mereka kehabisan bahan obrolan. Akhirnya mereka menjadi bosan tinggal di kolam yang sepi dan mereka menginginkan hiburan. Kodok kodok itu lalu berkumpul dan memutuskan bahwa mereka menginginkan seorang raja. Lalu mereka berdoa dengan suara nyaring bersahut sahutan agar mereka dipilihkan seorang raja.
Tiba tiba sebatang batang pohon jatuh dari langit. Batang pohon itu tercebur ke dalam kolam, air terciprat ke semua arah, menghujani ratusan kodok yang berlompatan ketakutan ke pinggir kolam. Sehari semalam kodok kodok itu bersembunyi di bawah daun teratai yang mengapung di permukaan kolam, tidak berani melangkah terlalu dekat dengan raja baru mereka. Seekor kodok yang paling berani di antara mereka lalu keluar dari tempat persembunyiannya. Dia mendekat dengan hati hati dan mengamati sang raja. Akhirnya yang lain ikut maju dan berenang hati hati di sekeliling batang pohon yang mengapung itu.
"Raja yang lucu," ucap seekor kodok menghina. Mereka akhirnya menyadari sang raja tidak bisa menolong atau memerintah mereka. Segera mereka berdoa lagi bersahut sahutan meminta raja yang lain.

Tak berapa lama, seekor burung bangau yang besar hinggap di tepi kolam. Sebuah mahkota emas berkilauan tampak di kepalanya. "Wahai kodok kodok, saya adalah raja kalian!" seru sang bangau dengan suara keras. Lalu dia berjalan cepat ke dalam kolam dan dengan cepat menelan para kodok itu secepat yang ia bisa.
Para kodok itu berlompatan lagi ketakutan, tapi kali ini mereka tidak bisa menghindari kecepatan paruh sang bangau.
"Oh kenapa, kenapa kita tidak memerintah diri kita sendiri saja?" seekor kodok bersedih hati.
Sang bangau itu makan hingga perutnya penuh, lalu dia terbang pergi. Tapi para kodok itu sekarang tak bisa berbicara karena begitu ketakutan. Mulai saat itu yang bisa mereka lakukan hanyalah mengeluarkan suara kodok ...dodododok...dododok.

0 komentar:

Posting Komentar