Subscribe:

Pages

Sabtu, 10 Mei 2014

Kisah Ratu Bilqis dan Seekor Nyamuk

Pengarang: Anonim
Pada jaman kuno kerajaan di Timur Tengah negara yang penuh dengan unta, ada sebuah Istana yang begitu megah, Istana berkilau yang menyilaukan mata ketika matahari memancarkan sinarnya. Dipimpinnya kerajaan tersebut oleh seorang ratu yang kaya raya. Sangking kayanya maka kekayaan itu tak hanya tampak dari kilauan Istana sang Ratu danperhiasan yang selalu melekat ditubuhnya, namun juga gaun Sang Ratu yang selalu terbuat dari sutra.
Sang Ratu memiliki nama Bilqis, dan ia mempunyai ajudan pribadi yang selalu setia disampingnnya, ia adalah seekor burung kakak tua. Kakak tua yang selalu patuh pada Ratu untuk mencari setiap informasi yang diinginkan Sang Ratu diluar istana. Setiap pagi, sore dan malam kakak tua selalu menyampaikan apa saja yang ia lihat dan ia dengar ketika terbang dan hinggap di luar Istana.
***
Di dalam hutan yang begitu lebat, ada sebuah gubuk kecil yang sempit, mungkin hanya cukup untuk tidur empat orang saja. Tinggalah seorang raja penguasa hutan. namanya Sulaiman. Sulaiman adalah penguasa hutan ia dipanggil Raja oleh penghuni hutan. Semua isi hutan tunduk patuh pada raja Sulaiman. Ia tinggal seorang diri di gubuk kecil itu.
ketika semua isi hutan sedang berkumpul mendengarkan Raja Sulaiman bercerita, hutan menjadi hening. Sesekali waktu hutan mendadak ramai, karena hewan-hewan dalam hutan sedang tertawa terbahak-bahak, saat mendengarkan cerita-cerita dari Raja Sulaiman. Mereka tertawa dengan gaya bahasa mereka masing-masing.
Raja Sulaiman sebenarnya anak raja dari Istana yang megah, namun saat ia baru beranjak dewasa, kondisi kerajaan sudah tak sehat lagi, ia dibuang oleh beberapa prajurit ayahnya di dalam hutan. Kini ia sendiri, ayah dan ibunya tewas ditangan selirnya, yang saat ini meninggalkan warisan kepada Putri selirnya yang menghuni di Istana Megah Timur Tengah. Sampai saat ini Sulaiman tetap menjadi raja di hutan, semua penghuni hutan setia kepada Raja Sulaiman.
***
Ketika Ayam jago mulai berkokok, ramailah kabar dari sebuah Istana Megah, bahwa anting-anting Ratu Bilqis hilang. Kakak Tua yang mengemban perintah dari Sang Ratu mencoba mengerahkan semua pasukan Istana untuk mencari ating-anting Sang Ratu. Namun sampai dua purnama pasukan Istana tak memberikan kabar baik pada Sang Ratu.
Kini Sang Ratu mengalami jalan buntu untuk mencari Antin-anting itu, apa boleh buat Sang Ratu harus membuang gengsi dan angkuhnya dengan terpaksa sang Ratu memerintahkan Kakak Tua untuk menghadap Raja Sulaiman meminta bantuan semua pasukan hutan untuk mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang. Raja Sulaiman yang bijaksana menyanggupi kesediaanya untuk mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang.
Segera dikumpulkannya hewan yang menghuni hutan tersebut, lalu disusunlah rencana besar untuk mencari anting-anting yang hilang. Raja Sulaiman memberikan petunjuk ketika matahari terbit semua hewan tanpa terkecuali mencari anting-anting Ratu bilqis sesuai kemampuannya, ketika matahari terbenam semua hewan yang mencari anting-anting harusberkumpul dihutan dan setiap kepala suku dari masing-masing hewan wajib melaporkan hasil pencariannya, begitu instruksi tegas dari Raja Sulaiman.
Namun hingga 40 hari 40 malam, anting-anting tersebut juga masih belum diketemukan, akhirnya Raja Sulaiman memerintahkan untuk mengevaluasi kerja semua pasukannya, untuk mencari sebab anting-anting Ratu Bilqis tidak diketemukan hingga kini. Setelah evalusai selesai Raja Sulaiman memerintahkan Semua pasukannya untuk mencari kembali anting-anting tersebut. setelah matahari terbenam di hari ke-41 semua hewan mulai berdatangan dan berkumpul di hutan untuk siap-siap melaporkan hasil pencariaannya.
Ternyata juga tidak ada kabar baik dari dari setiap kepala suku hewan penghuni hutan. Anting-anting Ratu Bilqis sudah dapat dipastikan hilang. Raja Sulaiman memanggil Kakak Tua, ia menitip pesan kepada kakak Tua untuk menyampaikan kepada Ratu Bilqis bahwa ia dan pasukannya sudah berusaha sekuat tenaga namun sampai saat ini tak menemukan hasil. Jika suatu saat nanti diantara kita menemukan anting-anting Ratu Bilqis, Ia berjanji akan memberi tahu & mengembalikan kepada Ratu Bilqis.
Sebelum Rapat Raja Sulaiman ditutup, burung betet dan kancil protes, mereka meminta keadilan kepada Raja Sulaiman, bahwa nyamuk dan lalat selama masa pencarian anting-anting Ratu Bilqis tidak turut mencari. Nyamuk dan lalat bermalas-malasan selama masa pencarian anting-anting.
Akhirnya Raja Sulaiman memanggil Nyamuk dan lalat, Raja Sulaiman menayakan sebab kepada Lalat dan Nyamuk mengapa Ia tak turut mengemban tugas, Lalat dan Nyamuk menolak untuk mengemban tugas karena mereka tak suka pada keangkuhan Ratu Bilqis, ”Namun perintah Raja tetaplah perintah suka tidak suka perintah wajib untuk dilaksanakan” celetuk Bete dan kancil dengan wajah geramnya.
Sebenarnya Raja Sulaiman tidak kesal pada sikap Lalat dan Nyamuk yang tidak melaksanakan perintahnya. Raja Sulaiman Bisa memaklumi hal itu, Namun untuk keadilan dan kedamaian kehidupan Hutan, Raja Sulaiman menghukum Lalat dan Nyamuk untuk mencari anting-anting Ratu Bilqis sampai ditemukan.
Semua penghuni Hutan sepakat atas hukuman yang dijatuhkan pada Lalat dan Nyamuk. Semua penghuni Hutan kecuali Lalat dan Nyamuk bebas tugas dalam pencarian anting-anting secara intens. Mereka kembali melaksanakan tugas sehari-harinya.
Dan Mulai saat itu Lalat dan Nyamuk mencari anting-anting Ratu Bilqis, Hingga kini lalat dan nyamuk belum usai menjalankan hukuman Raja Sulaiman. Mereka masih mencari anting-anting Ratu Bilqis yang hilang.
Nyamuk selalu mengitari telinga ketika kita tidur, karena Nyamuk beranggapan, ”Eh.. siapa tahu anting-anting ratu bilqis sudah berada ditelinga orang lain”. Begitu juga dengan lalat, Lalat selalu berputar-putar di tempat sampah dan tumpukan-tumpukan yang kotor, karena Lalat beranggapan, ”Eh.. siapa tahu anting-anting itu sudah dibuang di tempat sampah”. 

0 komentar:

Posting Komentar