Liputan6.com, Aplikasi video game untuk terapi penyandang autis semakin banyak bermunculan. Selain aplikasi "Ahada" buatan mahasiswa Yogyakarta, mahasiswa asal Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur juga membuat game untuk sarana terapi anak autis.
Game ini diklaim dapat melatih konsentrasi dan fokus anak, termasuk melatih perkembangan kognitif mereka. Ada tiga pilihan permainan yang disajikan pada AGTA, yakni "catch the jellyfish", "falling party" dan "go fishing".Game ini diberi nama "Application Game Therapy Attention Deficit Hyperactive Disorder" (AGTA), dibuat oleh tiga mahasiswa Universitas Brawijaya bernama Ika Kusumaning Putri, Hanas Subakti dan Dwi Hardyanto.
Pada permainan "catch the jellyfish", pemain harus menangkap ubur-ubur yang lewat dengan menggunakan tangan kanannya saja. Sedangkan permainan kedua "falling party" mengharuskan pemain menggerakkan kedua tangan kiri dan kanan untuk menangkap berbagai ikan yang jatuh dari arah atas. Sementara permainan ketiga, "go fishing", pemain harus memilih satu ikan yang warnanya sesuai dengan perintah yang diberikan sistem.
Mereka tergerak membuat aplikasi game khusus untuk anak penyandang autis karena yang dibutuhkan untuk terapi autis sangat mahal dan itu harus dilakukan secara rutin. Dengan aplikasi AGTA, orangtua dapat memangkas pengeluaran lebih banyak.
Biaya yang harus dikeluarkan hanya sekitar Rp 1,5 juta, dana itu untuk membeli alat sensor gerak Kinect dan sudah untuk jangka panjang.
Ke depannya, Ika dan kedua temannya yang lain akan mengembangkan game ini untuk tujuan sosial, khususnya untuk sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus atau perorangan yang memang membutuhkan. Saat ini, game AGTA sudah mulai diterapkan di sekolah berkebutuhan khusus di Kota Malang dan responsnya ternyata sangat bagus.
Game AGTA ini berhasil meraih medali emas dalam kategori permainan di ajang kompetisi Gemastik 6 yang digelar di Bandung. AGTA menyisihkan sembilan karya game finalis lainnya dari berbagai universitas di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar