Nabi Muhammad SAW pada sebuah kesempatan berpesan kepada umatnya bahwa manusia yang paling dicintai Allah adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Lebih jauh beliau menekankan bahwa membuat saudara Muslim gembira atau memasukkan rasa gembira ke dalam hati Muslim yang lain merupakan salah satu dari perbuatan yang paling baik dan menjadi amalan yang dicintai Allah.
Kegembiraan seseorang terpancar dari kondisi hati yang tenang dan nyaman. Terlebih rasa gembira yang terlahir dari qolbunsalim (hati yang selamat), sejatinya akan memberikan dampak pula bagi orang lain. Karena, saat itulah, setiap Muslim akan terdorong untuk melahirkan perbuatan baik menjadi ringan namun bernilai.
Suatu hari, seorang lelaki kaya raya datang menemui Rasulullah dalam keadaan kotor dan compang-camping. Rasul bertanya, ''Apakah engkau tidak punya harta?'' Lelaki itu menjawab, ''Punya, banyak sekali dari segala bentuk yang diberikan Allah kepadaku.'' Rasul pun bersabda, ''Sesungguhnya Allah senang bila Ia memberi nikmat kepada hamba-Nya, nikmat itu tampak bekasnya.'' (HR Ahmad).
Maka, sepatutnya rasa gembira seseorang juga memberikan sesuatu bentuk kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan bersyukur dengan berupaya membagi kebahagiaan itu kepada sesamanya. Kini, saatnya setiap Muslim mengejar berkah-berkah kesalehan Ramadhan dengan menebar rasa bahagia ke setiap orang, memupuknya, merawat, dan menjaga agar mendapatkan buah indahnya ikatan persaudaraan.
Syawal, sebagai bulan indahnya kebersamaan dalam kasih sayang, merupakan hari-hari yang begitu membahagiakan bagi semua Muslim. Sebuah waktu istimewa untuk dapat bersilaturahim, saling mengenal, dan saling mendoakan. Doa yang dianjurkan saat berjumpa adalah, ''Taqobbalallahu mina waminkum.'' Semoga Allah menerima amalanku dan amalanmu. Kita hendaknya berusaha mengamalkan tuntunan Rasulullah SAW untuk memberikan kesenangan dan kegembiraan fitri bukan saja kepada kerabat dan handai tolan, melainkan pula kepada saudara-saudara kita yang fakir, miskin, atau dalam kondisi yang memprihatinkan (dhuafa), agar kelak mereka tidak lagi meminta-minta dan hidup kesusahan, hingga kegembiraan itu terus berlanjut dalam kehidupan yang layak.
Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abi Ad-Dunya bahwa amal kebaikan yang dicintai Allah adalah membahagiakan sesama Muslim dengan menghilangkan kesusahan hidupnya, membayar utang, dan menjauhkan dari kelaparan. Hidup adalah hamparan ladang amal dan tempat berbagi kebaikan. Suatu saat kelak, setiap diri akan melihat apa yang telah dilakukannya. Islam telah menekankan bahwa hubungan antarsesama Muslim diikat dalam tatanan nilai ukhuwah (persaudaraan). Untuk menegakkan nilai agung itu, salah satu pilarnya adalah bersedianya Muslim untuk saling berbagi kebahagiaan kepada sesamanya. Wallahu a'lam bishawab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar