3 Cara Menyikapi Jatuh Cinta Anti Patah Hati
Menyikapi Jatuh Cinta Tanpa Sakit Hati |
Jatuh cinta tak ubahnya seperti penyakit mental jika kita tidak menyikapinya dengan benar. Banyak orang disekitar kita yang merasa hidupnya hancur ketika cintanya bertepuk sebelah tangan. Dan tidak sedikit pula yang jatuh dalam jurang depresi yang berkepanjangan tatkala kekasih yang dicintainya memutuskan hubungan secara sepihak.
Melihat fenomena tersebut, lantas timbul pertanyaan dalam benak kita. Apakah "jatuh cinta" itu salah? berbahaya? atau merugikan? Tenang, jangan lantas menyimpulkan sikap negatif terhadap cinta. Karena biar bagaimanapun, cinta itu adalah anugerah yang telah Tuhan karuniakan kepada hambanya. Lalu, kenapa kejadian-kejadian negatif akibat cinta banyak terjadi atau menimpa orang-orang di sekitar kita? yang salah itu bukan cintanya, tapi sikap kita yang tidak tepat dalam menyikapinya.
Berikut ini adalah beberapa point penting tentang sikap dan pandangan kita saat jatuh cinta. Yuk disimak!
1. Bersyukur dan Bersabar.
Bagi yang sudah memiliki kekasih, haruslah mensyukuri keadaan itu dengan bijak. Maksud dari bijak disini adalah dengan cara memperhatikan diri sendiri dan orang-orang lain yang juga mencintai kita. Jangan relakan berkorban demi satu orang lantas mengabaikan cinta-cinta orang lain yang sudah jelas tulus mengalir dalam kehidupan kita, mereka adalah orang tua dan keluarga. Ingatlah bahwa sebelum kamu mengenal kekasih kamu, sudah jauh-jauh hari keluarga dan orang tua kita mencintai kita tanpa syarat.
Maka sudah sepantasnya, kita menempatkan rasa cinta kepada keluarga pada urutan yang kedua. Lalu yang pertama apa? Sudah tentu, yang pertama adalah rasa cinta kita kepada sang pencipta. Loh? jadi pacar urutan yang ketiga donk? betul! bahkan bisa jadi urutan yang ke empat, ke lima dan seterusnya.
Kemudian bagi yang belum memiliki kekasih, bersabarlah. Karena cinta itu bukanlah sebatas tentang kamu dan pacar. Cinta yang kamu rasakan kepada lawan jenis itu bisa jadi hanya sebatas cinta monyet, cinta sementara, cinta palsu juga bahkan. Mungkin jodohmu belum dipertemukan, semua hanya tinggal menunggu waktu pertemuan itu tiba. Fokuslah dengan berbagai upaya untuk memantaskan diri agar kita diberikan jodoh yang sesuai dengan keinginan kita.
2. Jodoh Itu sudah Ada yang Mengatur.
Seringkali kita mendengar kalimat seperti itu, namun kadang tidak semua orang memahami makna sebenarnya. Pengertian "Jodoh sudah ada yang mengatur" bukan berarti kita hanya berdiam diri dan tiba-tiba akan dipertemukan jodohnya. Semua membutuhkan proses yang harus dijalani dan juga tidaklah sesulit apa yang kita bayangkan.
Semua urusan di dunia ini sudah diatur, baik itu hidup, mati, bencana, senang, sedih dan juga jodoh. Tinggal kitanya saja yang mau mengikuti aturan-Nya. Bukankah harus nyambung antara yang mengatur (Tuhan) dengan yang diatur (kita)?. Tingkatkan kualitas diri kita dalam segi personality, financial dan juga spiritualisasi tentunya. Jadi kesimpulannya, jika jodoh itu sudah ada yang mengatur maka mari kita menjadi manusia yang mudah diatur dan teratur. Jangan malah menjadi manusia yang susah diatur.
3. Pacarmu bukanlah Milikmu.
Bagi orang yang sedang jatuh cinta, berbagai pengorbanan pun rela dilakukan demi memiliki sang pujaan hati. Berbagai hal yang sulit selalu ditempuh demi membahagiakan dia seorang. Padahal.. ingatlah bahwa pacarmu itu bukanlah milikmu. Dia masih menjadi tanggungjawab orang tuanya.
Inilah yang seringkali menyebabkan seseorang menjadi terluka dan depresi yang berkepanjangan lantaran sudah melakukan banyak pengorbanan namun dikemudian hari pengorbanan itu terasa diabaikan karena dia memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan kamu dan pergi bersama pacar barunya.
Berhentilah melakukan hal-hal bodoh hanya karena usahamu untuk memilikinya. Sekali lagi saya tuliskan, dan mohon dibaca dengan tegas bahwa "Pacarmu Bukanlah Milikmu". Bisa jadi kehadirannya hanyalah untuk sementara saja. Karena sekuat apapun kamu menahan, jika hubungan memang sudah tidak bisa dilanjutkan maka semua usaha itu akan sia-sia. Bahkan yang lebih parahnya, akan membuat kamu menjadi semakin terasa terluka dan sakit hati karena dalam usaha mempertahankan hubungan itu hanya datang dari satu pihak. Sementara dia, malah semakin mencari berbagai alasan dan jalan lain untuk terus meninggalkanmu.
Jadi pada intinya, dengan memahami tiga hal diatas kita dapat berkesimpulan bahwa datang dan perginya cinta itu tidak bisa dipaksakan. Hidup ini hanya satu kali, maka jangan sampai kita habiskan semuanya untuk hal-hal semu yang akan merenggut kebahagiaan kita, terutama mengecewakan orang-orang yang mencintai kita dengan setulus hati, mereka adalah kedua orang tua dan keluarga kita.
0 komentar:
Posting Komentar