Subscribe:

Pages

Sabtu, 06 April 2013

Siapa Kita didepanNya

Berhenti sejenak dan renungkan siapakah kita di depanNYA.

Allahuakbar, Allahuakbar
Allahuakbar, Allahuakbar

Subuhnya
di mana aku berada
masih enak dalam kelambu rindu
sambil berpoya-poya dengan waktu
masa bagaikan menderu
langkah tiada arah tuju
fikiran terus bercelaru
terlupa aku semakin dihujung waktu
siapa aku di depan Tuhan ku.

Zohornya
aku lebih memikirkan kelaparan
kehausan dan rehatku
aku lebih mementingkan tuntutan jawatanku
aku bertolak ansur dengan waktu
aku gembira membilang keuntungan
aku terlupa betapa besar kerugian
jika aku mengadaikan sebuah ketaatan
siapa aku di depan Tuhan ku.

Asarnya
aku lupa warna masa
cepat berubah bagaikan ditolak-tolak
aku masih dengan secawan kopiku
terlupa panas tidak dihujung kepala
aku masih bercerita
tentang si Tuah yang setia dan si Jebat yang derhaka
siapa aku di depan Tuhan ku

Maghribnya
aku melihat warna malam
tetapi aku masih berligar di sebalik tabirnya
mencari sisa-sisa keseronokan
tidak terasa ruang masa yang singkat
jalan yang bertongkat-tongkat
ruginya bertingkat-tingkat
siapa aku di depan Tuhan ku.

Isyaknya
kerana masanya yang panjang
aku membiarkan penat menghimpit dadaku
aku membiarkan kelesuan mengangguku
aku rela terlena sambil menarik selimut biru
bercumbu-cumbu dengan waktuku
siap aku di depan Tuhan ku.

Kini aku menjadi tertanya-tanya
sampai bila aku akan melambatkan sujudku
apabila azan berkumandang lagi
aku tidak akan membiarkan Masjid menjadi sepi
kerana di hujung hidup ada mati
bagaimana jenazah akan dibawa sembahyang di sini
jika ruangku dibiarkan kosong
jika wajahku menjadi asing
pada mentari dan juga bintang-bintang.

SIAPA AKU DI DEPAN TUHANKU???

Sifat 20 Bagi ALLAH

Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh orang-orang Islam yang terkandung di dalam al-Quran berjumlah 20 sifat. Termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui.

BIL : 1
SIFAT wAJIB : WUJUD
MAKNA : Ada
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

BIL : 2
SIFAT WAJIB :QIDAM
MAKNA : Sedia
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu sedia ada. Mustahil didahului oleh Adam (tiada)

BIL : 3
SIFAT WAJIB : BAQA
MAKNA : Kekal
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu bersifat kekal. Mustahil ia dikatakan fana (binasa)

BIL : 4
SIFAT WAJIB : MUKHALAFATUHU LILHAWADIS
MAKNA : Tidak sama dengan yang baharu
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baharu yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baharu.

BIL : 5
SIFAT WAJIB : QIYAMUHUU BINAFSIH
MAKNA : Berdiri dengan dirinya sendiri
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu bersendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya.

BIL : 6
SIFAT WAJIB : WAHADAANIYAT
MAKNA : Esa
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

BIL : 7
SIFAT WAJIB : QUDRAT
MAKNA : Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Alah Taala itu Maha Berkuasa. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.

BIL : 8
SIFAT WAJIB : IRADAT
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Menentukan segala-galanya. Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa.

BIL : 9
SIFAT WAJIB : ILMU
MAKNA : Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui.

BIL : 10
SIFAT WAJIB : HAYAT
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu tiada atau mati.

BIL : 11
SIFAT WAJIB : SAMA
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu tidak tuli (pekak). Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.

BIL : 12
SIFAT WAJIB : BASAR
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

BIL : 13
SIFAT WAJIB : KALAM
MAKNA : Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil Allah Taala itu tidak bercakap atau bisu.

BIL : 14
SIFAT WAJIB : QOODIRUN
MAKNA : Maha Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.

BIL : 15
SIFAT WAJIB : MURIIDUN
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa.

BIL : 16
SIFAT WAJIB : AALIMUN
MAKNA : Maha Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil atau tidak mengetahui.

BIL : 17
SIFAT WAJIB : HAYUUN
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil pula Allah itu mati.

BIL : 18
SIFAT WAJIB : SAMI'UN
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

BIL : 19
SIFAT WAJIB : BASIIRUN
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.

BIL : 20
SIFAT WAJIB : MUTAKALLIMUN
MAKNA : Maha Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Taala bisu atau tidak boleh berkata-kata.

Fadhilat Zikir Asmaul Husna


Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sampaikanlah pesanKu biarpun satu ayat..."

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w bersabda:"Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, iaitu 100 kurang satu. Siapa yang menghafalnya akan masuk syurga." dari Sahih Bukhari.

1. Allah

2. Ar-Rahman - Maha Pemurah

3. Ar-Rahim - Maha Penyayang

4. Al-Malik - Maha Merajai/Pemerintah

5. Al-Quddus - Maha Suci

6. As-Salam - Maha Penyelamat

7. Al-Mu'min - Maha Pengaman

8. Al-Muhaymin - Maha Pelindung/Penjaga

9. Al-‘Aziz - Maha Mulia/Perkasa

10. Al-Jabbar - Maha Pemaksa

11. Al-Mutakabbir - Maha Besar

12. Al-Khaliq - Maha Pencipta

13. Al-Bari' - Maha Perancang

14. Al-Musawwir - Maha Menjadikan Rupa Bentuk

15. Al-Ghaffar - Maha Pengampun

16. Al-Qahhar - Maha Menundukkan

17. Al-Wahhab - Maha Pemberi

18. Ar-Razzaq - Maha Pemberi Rezeki

19. Al-Fattah - Maha Pembuka

20. Al-‘Alim - Maha Mengetahui

21. Al-Qabid - Maha Penyempit Hidup

22. Al-Basit - Maha Pelapang Hidup

23. Al-Khafid - Maha Penghina

24. Ar-Rafi’ - Maha Tinggi

25. Al-Mu’iz - Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenangan

26. Al-Muthil - Maha Merendahkan

27. As-Sami’ - Maha Mendengar

28. Al-Basir - Maha Melihat

29. Al-Hakam - Maha Menghukum

30. Al-‘Adl - Maha Adil

31. Al-Latif - Maha Halusi

32. Al-Khabir - Maha Waspada

33. Al-Halim - Maha Penyantun

34. Al-‘Azim - Maha Agong

35. Al-Ghafur - Maha Pengampun

36. Ash-Shakur - Maha Pengampun

37. Al-‘Aliyy - Maha Tinggi Martabat-Nya

38. Al-Kabir - Maha Besar

39. Al-Hafiz - Maha Pelindung

40. Al-Muqit - Maha Pemberi Keperluan

41. Al-Hasib - Maha Mencukupi

42. Aj-Jalil - Maha Luhur

43. Al-Karim - Maha Mulia

44. Ar-Raqib - Maha Pengawas

45. Al-Mujib - Maha Mengabulkan

46. Al-Wasi’ - Maha Luas Pemberian-Nya

47. Al-Hakim - Maha Bijaksana

48. Al-Wadud - Maha Pencinta

49. Al-Majid - Maha Mulia

50. Al-Ba’ith - Maha Membangkitkan

51. Ash-Shahid - Maha Menyaksikan

52. Al-Haqq - Maha Benar

53. Al-Wakil - Maha Berserah

54. Al-Qawiyy - Maha Memiliki Kekuatan

55. Al-Matin - Maha Sempurna Kekuatan-Nya

56. Al-Waliyy - Maha Melinuingi

57. Al-Hamid - Maha Terpuji

58. Al-Muhsi - Maha Menghitung

59. Al-Mubdi' - Maha Memulai/Pemula

60. Al-Mu’id - Maha Mengembalikan

61. Al-Muhyi - Maha Menghidupkan

62. Al-Mumit - Maha Mematikan

63. Al-Hayy - Maha Hidup

64. Al-Qayyum - Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya

65. Al-Wajid - Maha Menemukan

66. Al-Majid - Maha Mulia

67. Al-Wahid - Maha Esa

68. As-Samad - Maha Diminta

69. Al-Qadir - Maha Kuasa

70. Al-Muqtadir - Maha Menentukan

71. Al-Muqaddim - Maha Mendahulukan

72. Al-Mu'akhkhir - Maha Melambat-lambatkan

73. Al-'Awwal - Maha Pemulaan

74. Al-'Akhir - Maha Penghabisan

75. Az-Zahir - Maha Menyatakan

76. Al-Batin - Maha Tersembunyi

77. Al-Wali - Maha Menguasai Urusan

78. Al-Muta’ali - Maha Suci/Tinggi

79. Al-Barr - Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan)

80. At-Tawwab - Maha Penerima Taubat

81. Al-Muntaqim - Maha Penyiksa

82. Al-‘Afuww - Maha Pemaaf

83. Ar-Ra'uf - Maha Mengasihi

84. Malik Al-Mulk - Maha Pemilik Kekuasaan

85. Thul-Jalali wal-Ikram - Maha Pemilik Keagungan dan Kemuliaan

86. Al-Muqsit - Maha Mengadili

87. Aj-Jami’ - Maha Mengumpulkan

88. Al-Ghaniyy - Maha Kaya Raya

89. Al-Mughni - Maha Penberi Kekayaan

90. Al-Mani’ - Maha Membela/Menolak

91. Ad-Darr - Maha Pembuat Bahaya

92. An-Nafi’ - Maha Pemberi Manfaat

93. An-Nur - Maha Pemberi Cahaya

94. Al-Hadi - Maha Pemberi Petunjuk

95. Al-Badi’ - Maha Indah/Tiada Bandingan

96. Al-Baqi - Maha Kekal

97. Al-Warith - Maha Membahagi/Mewarisi

98. Ar-Rashid - Maha Pandai/Bijaksana

99. As-Sabur - Maha Penyabar 

Iblis Datang Mengganggu Ketika Sakaratul Maut


Syaitan dan Iblis akan sentiasa mengganggu manusia, bermula dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hinggalah ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat iaitu ketika sakaratul maut. Iblis mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan. 
Hadith Rasulullah SAW. menerangkan:
Yang bermaksud: “Ya Allah aku berlindung dengan Engkau daripada perdayaan syaitan di waktu maut.”

Rombongan 1
Akan datang Iblis dengan banyaknya dengan berbagai rupa yang pelik dan aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lazat-lazat. Maka disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan loba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barangan Iblis itu, di waktu itu nyawanya putus dari tubuh. Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa kepada Allah SWT inilah jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 2
Akan datang Iblis kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, Harimau, Singa, Ular dan Kala yang berbisa. Maka Apabila yang sedang didalam sakaratul maut itu memandangnya saja kepada binatang itu, maka dia pun meraung dan melompat sekuat hati. Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah SWT, matinya itu sebagai Fasik dan Munafik dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 3
Akan datang Iblis mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan merupakan dirinya kepada binatang yang menjadi minat kepada orang yang hendak mati itu, kalau orang yang hendak mati itu berminat kepada burung, maka dirupai dengan burung, dan jika dia minat dengan Kuda lumba untuk berjudi, maka dirupakan dengan Kuda lumba (judi). Jika dia minat dengan dengan ayam sabung, maka dirupakan dengan ayam sabung yang cantik. Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun mati, maka matinya itu di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah SWT. Matinya itu mati Fasik dan Munafik, maka nerakalah tempatnya.

Rombongan 4
Akan datang Iblis merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu. Maka sewaktu itulah maut pun datang dan matilah ia sebagai mati Fasik dan Munafik, dan nerakalah tempatnya

Rombongan 5
Akan datang Iblis merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperi ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun menghulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Iblis, berkata dengan rayu-merayu “Wahai anakku inilah sahaja makanan dan bekalan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahawa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.”

Maka dia pun sudi mengikut pelawaan itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai maka matilah dia di dalam keadaan kafir, kekal ia di dalam neraka dan terhapuslah semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan 6
Akan datanglah Iblis merupakan dirinya sebagai ulamak-ulamak yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lamalah sudah kami menunggu akan dikau, berbagai ceruk telah kami pergi, rupanya kamu sedang sakit di sini, oleh itu kami bawakan kepada kamu doktor dan bomoh bersama dengan ubat untukmu.” Lalu diminumnya ubat, itu maka hilanglah rasa penyakit itu, kemudian penyakit itu datang kembali. Lalu datanglah pula Iblis yang menyerupai ulamak dengan berkata: “Kali ini kami datang kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?”

Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu.”

Berkata ulamak Iblis: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulamak yang tinggi dan hebat, baru sahaja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cubalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah SWT hendaklah kamu patuh kepada kami.”

Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan dan ke kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan syurga, (syurga palsu yang dibentangkan oleh Iblis bagi tujuan mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut). Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu bertanya kepada ulamak palsu: “Bagaimanakah Zat Allah?” Iblis merasa gembira apabila jeratnya mengena.

Lalu berkata ulamak palsu: “Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu.”

Apabila tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.

Berkata Iblis: “Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah.”

Berkata orang yang dalam sakaratul maut: “Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini mempunyai jihat enam, iaitu benda besar ini ada di kirinya dan kanannya, mempunyai atas dan bawahnya, mempunyai depan dan belakangnya. Sedangkan Zat Allah tidak menyerupai makhluk, sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang di ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda yang besar ini.”

Dalam keraguan itu maka Malaikat Maut pun datang dan terus mencabut nyawanya, maka matilah orang itu di dalam keadaan dikatakan kafir dan kekal di dalam neraka dan terhapuslah segala amalan baik selama hidupnya di dunia ini.

Rombongan 7
Rombongan Iblis yang ketujuh ini Iblis terdiri dari 72 barisan sebab menjadi 72 barisan ialah kerana dia menepati Iktikad Muhammad SAW bahawa umat Muhammad akan terbahagi kepada 73 puak (barisan). Satu puak sahaja yang benar (ahli sunnah waljamaah) 72 lagi masuk ke neraka kerana sesat.

Ketahuilah bahawa Iblis itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlain di dalam waktu manusia sakaratul maut. Oleh itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia akan talkin Laa Ilaaha Illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Iblis dan syaitan yang akan berusaha bersungguh-sungguh mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut.

Bersesuaian dengan sebuah hadith yang bermaksud: “Ajarkan oleh kamu (orang yang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa Ilaaha Illallah

Menggigil Lutut Jin Dan Manusia Melihat Neraka Jahanam


Dikisahkan dalam sebuah hadith bahawa sesungguhnya neraka jahanam itu adalah hitam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula ianya menyala. Dan ianya memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70,000 gunung, pada setiap gunung itu pula terdapat 70,000 lereng dari api dan pada setiap lereng itu terdapat 70,000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70,000 lembah dari api. 
Dikisahkan dalam hadith tersebut bahawa pada disetiap lembah itu terdapat 70,000 gudang dari api, dan pada setiap gudang itu pula terdapat 70,000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70,000 ular dan 70,000 kala, dan dikisahkan dalam hadith tersebut bahawa setiap kala itu mempunyai 70,000 ekor dan setiap ekor pula memiliki 70,000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut ianya mempunyai 70,000 qullah bisa.

Dalam hadith yang sama menerangkan bahawa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka Jahanam, maka sebaik sahaja pintu neraka Jahanam itu terbuka, akan keluarlah asap datang mengepung di sebelah kanan Jin dan Manusia. Dan sebuah kumpulan asap lagi mengepung mereka di sebelah kiri, lalu datang pula sebuah kumpulan asap mengepung mereka di sebelah hadapan muka mereka, serta datang kumpulan asap mengepung di atas kepala dan dibelakang mereka.

Dan mereka (Jin dan Manusia) apabila terpandang akan asap tersebut maka bergementarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil: “Ya Tuhan kami selamatkanlah.”

Diriwayatkan bahawa sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “Akan didatangkan pada hari kiamat itu neraka Jahanam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh oleh 70,000 malaikat, dan berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya ada diterangkan oleh Allah SWT dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang bermaksud:“Sedang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras.”

Setiap malaikat apa yang ada di antara bahunya adalah jarak perjalanan setahun, dan setiap satu dari mereka itu mempunyai kekuatan yang mana kalau dia memukul gunung dengan pemukul yang ada padanya maka nescaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dan dengan sekali pukulan sahaja ia akan membenamkan 70,000 ke dalam neraka Jahanam.

Iblis Dengan Ahli Neraka


DALAM sebuah hadith diterangkan bahawa apabila penghuni neraka sudah sampai di neraka, maka di situ disediakan sebuah mimbar dari api, dipakaikan pakaian dari api, bermahkota dari api dan diikat iblis itu dengan tali dari api. 

Kemudian dikatakan kepada Iblis laknat: “Wahai Iblis, naiklah kamu ke atas mimbar dan bersyarahlah kamu kepada penghuni neraka.”

Setelah Iblis menerima arahan maka dia pun naik ke atas mimbar dan berkata: “Wahai para penghuni neraka.” Semua orang yang berada dalam neraka mendengar akan ucapannya dan memandang mereka kepada ketua mereka iaitu Iblis.
Kata Iblis: “Wahai orang-orang yang kafir dan orang-orang munafiq, sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan kepadamu dengan janji yang benar bahawa kamu semua itu mati dan akan dihalau dan akan dihisab dan akan menjadi dua kumpulan. Satu kumpulan ke syurga dan satu kumpulan ke neraka Sa’ir.”

Berkata Iblis lagi: “Kamu semua menyangka bahawa kamu semua tidak akan meninggalkan dunia bahkan kamu semua menyangka akan tetap berada di dunia. Tidaklah ada bagiku kekuasaan di atasmu melainkan aku hanya mengganggu kamu semua. akhirnya kamu semua mengikuti aku, maka dosanya adalah untuk kamu. Oleh itu janganlah kamu mengumpat aku, mencaci aku, sebaliknya umpatlah dari kamu sendiri, kerana sesungguhnya kamu sendirilah yang lebih berhak mengumpat daripada aku yang mengumpat.”

Berkata Iblis lagi: “Mengapakah kamu tidak mahu menyembah Allah SWT sedangkan dia Allah yang menciptakan segala sesuatu?”

Akhirnya Iblis berkata: “Hari ini aku tidak dapat menyelamatkan kamu semua dari seksa Allah, dan kamu juga tidak akan dapat menyelamatkan aku. Sesungguhnya pada hari aku telah terlepas dari apa yang telah aku katakan kepada kamu, sesungguhnya aku diusir dan ditolak dari keharibaan Tuhan seru sekalian Alam.”

Setelah mereka (ahli neraka) mendengar kata-kata Iblis itu maka mereka melaknati Iblis itu. Setelah itu Iblis dipukul oleh Malaikat Zabaniah dengan tombak dari api dan jatuhlah dia ke tempat yang paling bawah, dia kekal selama-lamanya bersama-sama dengan orang-orang yang menjadi pengikutnya dalam neraka.

Malaikat Zabaniah berkata: “Tidak ada kematian bagi kamu semua dan tidak ada pula bagimu kesenangan, kamu kekal di dalam buat selama-lamanya.”

Janganlah kita menjadi orang yang bodoh apabila kita tahu bahawa Iblis itu hanya menipu kita, Iblis itu adalah musuh ketat kita. Oleh itu janganlah sekali-kali kita ikut menjadi ahli keluarganya, selagi kita bernafas cepatlah kita kembali ke pangkal jalan kalau nafas sudah berhenti maka segala-galanya tidak berguna lagi.

Mereka yang takut kepada Allah SWT adalah orang yang akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat, oleh itu sembahlah hanya kepada Allah. Orang yang takut kepada Allah SWT adalah mereka ini disebut orang yang amanah, orang yang bersopan santun, orang yang menganggap semua orang Islam itu sebagai saudaranya.

Mereka yang mencabar kekuasaan Allah SWT dengan berketuakan Iblis dan Syaitan adalah mereka ini dikenali sebagai kaki bohong, kaki pencuri, kaki judi, kaki arak, kaki dadah dan sebagainya. bagi mereka ini setiap yang sama dengan mereka adalah ahli atau kakitangan Iblis. Kerja mereka adalah menjatuhkan maruah mereka sendiri dan menghancurkan Islam.

Jalan Mencari Kebenaran


Assalamualaikum buat kepada Pecinta Kebenaran!


Sesiapa sahaja boleh mnegaku dia di dalam kebenaran, namun untuk mendapatkan kebenaran hakiki perlulah ada panduan dan pimpinan daripada ALLAH. Lebih lebih lagi
di akhir zaman ini lagilah sulit, dengan terdapat pelbagai fahaman dan isme yang masing-masing menyatakan dia benar dan patut diikuti.

Tidak semua orang yang mencari kebenaran memperoleh kebenaran. Sedikit sahaja orang yang bertemu dengan kebenaran. Lantaran itulah ALLAh mengingatkan kita "Sedikit sekali hamba-hamba Aku yang bersyukur." - (as-Saba':13)

Junjungan Mulia ada bersabda yang mafhumnya lebih kurang: "Di akhir zaman, umatku akan berpecah kepada 73 golongan. Semuanya akan masuk nerka kecuali satu yang mengikut sunnah aku dan mengikut sunnah Khulafa'ar-rasyidin(sahabat-sahabat)[ahli Sunnah wal Jamaah]."

Kaedah Mencari Kebenaran

Dalam manusia mencari kebenaran, berbagai-bagai jalan dtempuh orang. Antaranya ialah;

1. Mengikut orang ramai
2. Mengikut Orang besar
3. Mengikut Ulama-ulama'
4. Mengikut Penguasa negara


Mengikut Orang ramai

A. Tidak semestnya kebenaran itu terletak kepada orang ramai . Ertinya dengan mengikut orang ramai tidak akan menjamin dapat menemui kebenaran. Dalam al-Qur'an
ada dinyatakan orang yang berada dalam kebenaran itu adalah amat sedikit.

B. Mengikut sejarah juga terbukti pengikut-pengikut kebenaran itu biasanya tida ramai sebagaimana kisah da'wah Nabi NUh selama 950 tahun yang mana pengikut-pengikutnya hanya lebih kurang 83 orang berbanding penentang-penentangnya.


Mengikut Orang Besar

A. Ditolak oleh ALLAH berdasarkan firman-Nya dalam Kalam Agung, al-Quran yang mafhumnya "Pemuda-pemuda dari kaum Hud berkata, 'Sesunggunya kami benar-benar
memandang kamu berada kurang akal dan sesunggunya kami menganggap kamu termasuk orang-orang berdusta.'"

B. Ditolak oleh kenyataan sejarah. Sebagai contoh kisah yang mana Imam-imam Mujtahid seperti Imam Syafi'i, Hanbali, Hanafi dn lain-lain ditentang oleh para pembesar terutam golongan ulama yang berjawatan di Istana.

Mengikut Ulama'-ulama'

Di akhir zaman ini dinyatakan bahawa para ulamanya banyak yang fasiq. Mafhum sabdaan Baginda, "Akan belaku diakhir zaman yang ahli ibdahnya jahil dan ulama'nya fasiq(menjual kebenaran untuk kepentingan dunia)

Mengikut Penguasa Negara

Kebanyakan pemerintah atau penguasa negara adalah orang yang fasiq dan zalim.


Kesemua cara di atas, jika diikuti, kita tidak akan menemui kebenaran. Untuk mencari kebenaran, Imam Ghazali Rahmatu aliah memberi panduan dengan berkata "Ikutilah ahli-ahli yang mengikut Rasulullah, sahabat-sahabat dan para tabi'in(dalam 300 tahun)" Maknanya, kita hendaklah mengikut kebenaran yang dibawa oleh mereka yang lahir disekitar 300 tahun bermula dengan hidupnyanya Junjungan Mulia sehinggalah
zaman para tabi'in(Org yang melihat sahabat) dan tabi' tabi'in. inilah dikatakan golongan ini dikatakan Salafussoleh.

Hari ini kita wajib berhati-hati, selalu doa' kepada ALLAH azza wa jal supaya letakkan diri kita sentiasa dalam Taufiq dan Hidayah-Nya, dan terhindar dari apa
jua kesesatan, sentiasa beristigfar, tanamkan dalam jiwa sifat Khouf wa raja' (takut dan harap) agar Kasih ALLAH sentiasa pada kita, hamba-Nya yang selalu berbuat dosa ini.

Oh, ALLAH! Letakkan aku ini sentiasa dalam Pimpinan Mu.

Hamba Allah yang sering berbuat dosa,

Jawapan mudah yang boleh bawa kepada syirik


Hidup di kalangan masyarakat majmuk kebanyakan kita akan berjiran dengan keluarga yang bukan Islam.

Bagi kaum Tionghua dan Hindu mereka selalu mempunyai tempat penyembahan masing-masing, kaum Cina mungkin di luar rumah manakala Hindu di dalam rumah.

Bila kaum Cina yang beragama Taoisme atau Buddha sering melakukan upacara penyembahan mereka di luar, anak-anak kita yang masih kecil akan lihat, dan mungkin pernah bertanya kepada kita....

"Uncle sebelah buat apa tu Abah?"

Dan secara amnya, kita akan menjawab... "dia org tgh sembahyang atau tengah sembah Tuhan dia" jawaban itu tuan-tuan, nauzubillah sebenarnya syirik.... Kerana ia bercanggah dengan prinsip dua kalimah syahadah kita.. "tiada Tuhan yang disembah melainkan ALLAH"
tetapi apabila kita memberikan jawapan ... "Dia tengah sembah Tuhan dia" kita menggambarkan pada anak kita bahawa ada Tuhan yang lain dari ALLAH, kita memberi gambaran kepada anak kita, bahawa, kaum Cina punya satu Tuhan, India satu Tuhan, Kristian satu Tuhan...dan cara mereka menyembah Tuhan mereka lain dari kita.

Sedangkan kita mengucap kalimah kita "tiada Tuhan yang disembah melainkan ALLAH"
Jadi mana datangnya konsep atau pengertian "dia sedang sembah Tuhan dia"?

Sekiranya jawapan ini diteruskan.. ...maka anak kita akan terus keliru dengan konsep dan prinsip syahadah kita " Tiada tuhan yang disembah melainkan ALLAH"

Jawaban yang sebenarnya, " Anak, pertamanya perlu faham, Tuhan kita dengan Tuhan Uncle sebelah sama, kerana ada hanya satu tuhan sahaja iaitu ALLAH, tapi cara dia menyembah Tuhan itu salah"

Jangan ambil mudah jawaban yang diberikan kepada anak, kerana jawaban yang salah akan hanya merosakkan atau setidak-tidaknya akan kelirukan mereka.

Sekadar mengamalkan "sampai dan menyampaikan".

Sekiranya apa yang disampaikan di sini atas kelemahan diri sendiri dan yang baik datang dari ALLAH.

Apa yang disampaikan di sini ialah pemahaman sendiri dari kuliah maghrib, sekiranya ada pihak yang mempunyai idea dan jawaban yang lebih baik.....

Berhijrah demi akidah


KEMUNCULAN bulan Muharam pada tahun ini bermakna umat Islam telah memasuki tahun baru Hijrah 1430. Sejarah mencatatkan bahawa peristiwa hijrah ini amat besar ertinya bagi perjuangan Rasulullah khususnya, dan umumnya kepada seluruh umat Islam. Peristiwa ini juga bertujuan merubah strategi perjuangan Nabi SAW. dalam menegakkan syiar Islam.
Di bawah panji-panji Islam kaum Muhajirin dan Ansar membangun persaudaraan sejati, membangun masyarakat Madani di bawah pimpinan Rasulullah
Hijrah merupakan perintah ilahiah. Dan tahun Islam mengingatkan kaum Muslim bahawa pada setiap tahun bukan sahaja terhadap kemenangan, tetapi banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan dan bersedia untuk melakukan pengorbanan yang sama seperti yang dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Ansar itu. Iman, hijrah dan jihad adalah trilogi perjalanan hidup Rasulullah dan para sahabat.
Trilogi tersebut diabadikan dalam al- Quran pada surah al-Baqarah ayat 218: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Dalam meneruskan perjuangan Islam ini, tiada bekalan yang paling utama selain daripada akidah itu sendiri. Hijrah sebenarnya menggambarkan perjuangan untuk menyelamatkan akidah. Kita hijrah maknawi daripada perbuatan syirik kepada tauhid, dari kufur kepada iman, dari melakukan maksiat kepada taat, dari riak kepada ikhlas, dari takbur kepada tawaduk, dari malas kepada rajin dari khianat kepada amanah, dari dusta kepada jujur, dari perpecahan dan permusuhan kepada perpaduan dan berkasih sayang.
Perjuangan menegakkan akidah umat Islam di negara ini harus dihadapi dengan perjuangan dan keyakinan bahawa Allah swt sentiasa bersama dengan kita. Ini bukan bererti Allah bertempat, berjihad (berpihak) sebagaimana fahaman kumpulan bidaah. Al-Quran sendiri menjelaskan bahawa ketika saat hijrah Rasulullah ia adalah satu kemenangan walaupun ketika itu pada pandangan kita kemenangan itu belum dicapai.
Kalau kamu tidak menolong (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah pun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Mekah) mengeluarkannya (dari negerinya Mekah) sedang ia salah seorang daripada dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya. Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita.
Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkan dengan bantuan tentera (malaikat) yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan (syirik) orang-orang kafir terkebawah (kalah dengan sehina-hinanya) dan kalimah Allah (Islam) ialah yang tertinggi (selama-lamanya), kerana Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. (Surah al- Taubah ayat 40).
Keteguhan akidah atau agama seseorang itu diukur ketika ditimpa musibah bukan saat kemenangan atau kejayaan. Semua akan memeluk satu akidah apabila melihat kejayaan, namun belum tentu demikian apabila mengalami penderitaan.
Akidah atau tauhid adalah sesuatu yang paling berharga kepada umat Islam. Para Nabi saw. diutus untuk membawa manusia kepada akidah yang sebenar iaitu tauhid mutlak.(kesaan Alah). ketuhanan yang esa dan satu inilah Tuhan yang perlu disembah, Yang terkaya dan tidak berhajat kepada suatu kerana suatu yang lain itu semuanya berhajat dan memerlukan-Nya.
Pastinya benih tanaman akidah yang suci dan bersih ini dapat melahirkan bunga-bunga perpaduan dan kasih sayang, keikhlasan dan ketakwaan serta pengorbanan.
Dalam Islam, akidah yang berunsur ketakwaan inilah yang akan melahirkan amalan yang benar-benar ikhlas, di mana amalan-amalan seseorang tidak akan diterima Allah kecuali amalan-amalan yang dilakukan oleh orang yang tidak menyekutukan atau menyerupakan Tuhannya dengan sesuatu yang lain. Dalam hal ini Allah berfirman yang bermaksud: Tidak ada seumpama-Nya suatu pun. (As-Shuraa ayat 11).
Dari segi realiti pula, apa yang berlaku di negara kita terdapat gerakan-gerakan politik dan ideologi tertentu yang telah mengutamakan kepentingan politik dan peribadi daripada agama Islam itu sendiri sehingga lahir fatwa-fatwa karut yang boleh memesongkan amalan mereka atas alasan tuntutan sunah, agama dan sebagainya.
Akibatnya, kita dapat melihat begitu banyak sekali penyelewengan fikiran dan fahaman baik besar dan kecil tanpa disedari oleh pengikut awam. Semua ini berpunca daripada amalan mentaati semua fatwa yang dikeluarkan oleh pemimpin tertentu dan setengahnya adalah daripada kalangan pemimpin tertinggi agama yang mempunyai kepentingan diri dan politik.
Adalah tidak wajar kepada mana-mana golongan, misalnya mencampuri urusan Allah berhubung dengan perkara- perkara yang hanya diketahui oleh Allah seperti iman dan kufur, syurga dan neraka atau masa depan seseorang itu masuk syurga atau neraka, kerana ia juga dikategorikan sebagai penyelewengan akidah dalam mencapai sesuatu tujuan. Dalam Islam memfatwa dengan menafikan akidah sesama Islam secara rambang dan mudah adalah terkeluar daripada sunah Rasulullah.
Islam amat ketat untuk menentukan seseorang itu terkeluar daripada akidah atau murtad, kecuali setelah dia terang- terangan menunjukkan pengkhianatannya terhadap akidah Islam. Itu pun setelah dinilai dengan saksama oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut.
Demikian juga tuduhan zalim dan terkeluar akidah kerana menolak hukum hudud. Kerajaan sebenarnya tidak pernah menolak hukum hudud.
Kita menyokong niat baik pihak mana sekalipun untuk melaksanakan hukum hudud tetapi ia perlu mengambil kira hal- hal lain yang menuju ke arah keislaman, tidak hanya menggunakan undang-undang yang dikatakan Islam sahaja.
Keadilan
Untuk mencapai keadilan yang di harapkan bukanlah sesuatu yang mudah kerana ia perlu kepada pelaksanaan yang betul. Prosedur, keterangan-keterangan serta penyiasatan semuanya mesti betul dan tidak mengandungi sebarang syubhat. Justeru inilah pemerintah melihat dalam kontek yang lebih jauh dan berhati-hati untuk melaksanakan hukum sepenuhnya termasuk hudud dan sebagainya kerana melihatkan banyak percubaan pemerintah Islam lain di negara luar sebelum ini semuanya menempuh kegagalan dan menghinakan lagi hukum Allah itu sendiri, bukan kerana menolak hukum tersebut, tetapi untuk mempastikan ia berada dalam satu keadaan yang semua akan menolong mencapai keadilan dan kemegahan Islam itu sendiri.
Inilah sebabnya ulama telah mengariskan suatu kaedah yang jelas sebagai dasar ikutan sesiapa yang berhasrat melaksanakan hukum tersebut, untuk mengelak dari berlaku kezaliman dalam suatu perundangan yang dilaksanakan. Kata mereka: Hukuman hudud akan digugurkan jika terdapat sebarang syubhat ini berpandukan hadis Rasulullah saw. yang mengarahkan supaya pemerintah jangan melaksanakan hukum hudud kiranya masih terdapat sebarang subhat atau kesamaran.
Tetapi berlainan dengan hukum takzir yang diserahkan kepada pilihan dan budi bicara pemerintah itu sendiri, sekalipun tindakan hukum takzir itu menyebabkan pembunuhan dan sebagainya. Kerana ia telah diberikan kepada kuasa pemerintah itu sepenuhnya.
Ia harus dilaksanakan dan tidak perlu digugurkan dengan syubhat seperti hudud tadi. Ini kerana hudud adalah merupakan hukum yang telah ditentu dan ditetap Allah tetapi cara dan masa pelaksanaannya terpulang kepada budi bicara pemerintah.
Jadi hendaklah dipastikan perbezaan antara siapa yang menolak hudud, dan siapa yang menangguhkannya kerana sebab tertentu yang dibenarkan agama.
Tegasnya undang-undang yang didasarkan kepada kepentingan atau maslahah yang kebelakangan, tetapi bercanggah dengan kepentingan dan maslahah yang lebih utama bukanlah undang-undang yang Islamik kerana tidak dapat mencapai matlamat yang dikehendaki oleh syariat Islam.
Demikian juga pusat pemulihan akidah yang dikawal selia oleh Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) perlu memainkan peranan yang lebih aktif khususnya dalam memulihkan akidah orang yang telah murtad atau mereka yang terpengaruh dengan ajaran sesat. Ini bertujuan bagi memastikan mereka benar-benar bertaubat dan kembali ke jalan benar dan diredai Allah.
Sempena tahun baru Hijrah 1430 ini, kita harus berusaha melawan hawa nafsu yang cenderung mengajak manusia ke arah melakukan perkara-perkara kejahatan dan penyeleweng daripada lunas-lunas syariat. Hijrah daripada sifat jahil kepada sifat kecerdikan dan kepandaian dari sikap jumud tertutup kepada sikap bertoleransi dan berlapang dada. Ini semua merupakan maksud dan tuntutan hijrah dalam Islam.

Kekuatan iman dan amal benteng hadapi godaan syaitan


KITA sering terbaca berita yang dipaparkan mengenai peperangan dan pertelingkahan yang berlaku di segenap pelosok dunia. Namun, semua pertelingkahan ini tidak sehebat apa yang berlaku terhadap peperangan melawan godaan syaitan.


Ia terpaksa dihadapi lebih daripada tujuh bilion umat manusia dalam melawan musuhnya yang satu dalam pelbagai watak. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya syaitan adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah ia musuh yang sebenar kerana dia mengajak golongannya supaya menjadi ahli neraka.” (Surah Fatir ayat 4). Nabi Adam selaku makhluk yang istimewa ciptaan Allah adalah orang yang pertama menghadapi godaan ini. Keistimewaan inilah yang mengundang dendam daripada syaitan atau iblis yang juga sebelum ini penghulu kepada malaikat.

Penderhakaan yang dilakukan iblis terhadap Allah SWT menyebabkan ia dilaknat dan diusir dari syurga. Di sinilah bermulanya permusuhan iblis terhadap umat manusia yang membawa kepada sumpahan untuk menyesatkan umat manusia.

Firman Allah SWT bermaksud: “Syaitan memujuk mereka dengan tipu daya. Maka jelaslah pengaruh syaitan itu dan Allah mengingatkan mereka mengenai larangan itu dan permusuhan bagi mereka berdua. (Adam dan Hawa). (al-A’raf ayat 22).

Firman Allah SWT: “Iblis berkata: “Tuhanku, oleh kerana Engkau memutuskan bahawa aku tersesat, maka aku akan memastikan bahawa kesesatan ini akan menjadi perhiasan umat manusia seluruhnya.” (Surah Hijr ayat 39).

Oleh yang demikian, sifat dendam ini perlu dikikis daripada minda dan hati manusia kerana ia adalah hasutan syaitan seterusnya merugikan umat dan akan memusnahkan harta benda, malah nyawa yang tidak berdosa.
Syaitan juga berupaya menyuntik perasaan dendam, iri hati, angkuh, bongkak, tamak haloba, pentingkan diri sendiri dan semua sifat mazmumah (keji) yang lain bagi merealisasikan tugasnya menyesatkan umat manusia.

Benteng yang kukuh perlu dibina dan dibentuk bagi menghalang pengaruh dan godaan syaitan kerana semangat tipu daya yang dimilikinya tidak pernah luntur sehingga hari kiamat.

Kita mestilah menjadikan syaitan sebagai musuh yang sebenar dan perlu diperangi. Permusuhan ini perlu diterjemahkan dengan meninggalkan perkara yang keji dan mungkar. Ilmu dan amalan perlu dipersiapkan di samping sentiasa berwaspada terhadap kelemahan diri kita sendiri.

Manusia mukmin juga perlu sentiasa beristiqamah dengan jalan yang lurus dan diredai juga benteng menghindarkan tipu daya syaitan. Hati kita hendaklah tetap dengan jalan itu walaupun akan datang suara wakil dari syaitan yang sentiasa memujuk agar kita terpesong daripada jalan yang lurus.

Firman Allah SWT: “Inilah jalan Tuhanmu yang lurus dan janganlah kamu menuruti jalan lain yang akan menyesatkan kamu.” (Surah al-Ana’m ayat 153). Firman-Nya: “Syaitan itu hanya akan mengajak golongannya menuju neraka yang menyala.” (Surah al-Fatir ayat 6).

Di samping itu juga, doa yang bersifat konsisten serta tahap tawakal yang tinggi kepada Allah SWT juga boleh membantu menghindarkan gangguan. Jadikan Allah SWT sebagai tempat untuk kita menyerahkan segala urusan berbekalkan usaha yang ikhlas dan bersungguh-sungguh.

Firman Allah SWT bermaksud: “Mengapa kami tidak bertawakal kepada Allah sedangkan Dia menunjukkan jalan kepada kami. Kami tetap bersabar terhadap ujian dan hanya pada-Nya kami bertawakkal”. (Surah Ibrahim ayat 12).

Kita hendaklah sentiasa mengingati Allah SWT yang menjadikan kita sebagai khalifah berpandukan kitab yang diturunkan sebagai panduan dan pedoman. Firman Allah SWT: “Sesiapa yang berpaling dari mengingati Allah, maka kami akan membiarkan syaitan untuk menyesatkannya. Mereka akan terhalang dari jalan yang lurus dan menyangka mereka adalah orang yang benar.” (Surah Zukhruf ayat 36 dan 37).

Inilah satu penyakit yang melanda umat kini yang mana semua pihak menyatakan bahawa mereka berada pada landasan yang benar. Maka neraca yang sebenar ialah merujuk kepada Allah dan Rasulnya.

Kita juga mestilah menjauhi orang lalai dan leka diulit keindahan serta kesibukan dunia sehingga lupa urusan kewajipan yang akan menyelamatkan mereka pada hari kemudian. Berdamping dan menurut seseorang individu atau kumpulan juga dapat mempengaruhi daripada terjebak dalam godaan syaitan yang mana kita sentiasa melihat contoh dilakukan dan terkesan daripada segala tidak tanduk mereka.

Firman Allah SWT:“Ketika orang yang kita ikut dulu berlepas diri ketika melihat azab Allah, barulah disedari bahawa hubungan terputus dan semuanya akan dipersoalkan. Pengikut berkata : “Kalaulah kami dapat kembali ke dunia, nescaya kami akan jauhi mereka seperti apa yang mereka lakukan pada hari ini.” (Surah al-Baqarah ayat 155 dan 166).

Kesimpulannya, syaitan adalah musuh kita yang sebenar yang perlu diperangi kerana ia mempunyai sekutu dalam kalangan manusia dan jin yang berperanan untuk menyesatkan manusia. Kekuatan benteng yang dibina untuk melindungi godaan syaitan dapat dinilai menerusi sudut komitmen kita terhadap hukum Allah SWT. Kadar kekuatan kita dapat diukur melalui kekuatan hubungan kita dengan Allah SWT.

Asma AlHusna


Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, iaitu 100 kurang satu. Siapa yang menghafalnya akan masuk syurga." Sahih Bukhari.

1. Allah
2. Ar-Rahman - Maha Pemurah
3. Ar-Rahim - Maha Penyayang
4. Al-Malik - Maha Merajai/Pemerintah
5. Al-Quddus - Maha Suci
6. As-Salam - Maha Penyelamat
7. Al-Mu'min - Maha Pengaman
8. Al-Muhaymin - Maha Pelindung/Penjaga
9. Al-^Aziz - Maha Mulia/Perkasa
10. Al-Jabbar - Maha Pemaksa
11. Al-Mutakabbir - Maha Besar
12. Al-Khaliq - Maha Pencipta
13. Al-Bari' - Maha Perancang
14. Al-Musawwir - Maha Menjadikan Rupa Bentuk
15. Al-Ghaffar - Maha Pengampun
16. Al-Qahhar - Maha Menundukkan
17. Al-Wahhab - Maha Pemberi
18. Ar-Razzaq - Maha Pemberi Rezeki
19. Al-Fattah - Maha Pembuka
20. Al-^Alim - Maha Mengetahui
21. Al-Qabid - Maha Penyempit Hidup
22. Al-Basit - Maha Pelapang Hidup
23. Al-Khafid - Maha Penghina
24. Ar-Rafi^ - Maha Tinggi
25. Al-Mu^iz - Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenanga n
26. Al-Muthil - Maha Merendahkan
27. As-Sami^ - Maha Mendengar
28. Al-Basir - Maha Melihat
29. Al-Hakam - Maha Menghukum
30. Al-^Adl - Maha Adil
31. Al-Latif - Maha Halusi
32. Al-Khabir - Maha Waspada
33. Al-Halim - Maha Penyantun
34. Al-^Azim - Maha Agong
35. Al-Ghafur - Maha Pengampun
36. Ash-Shakur - Maha Pengampun
37. Al-^Aliyy - Maha Tinggi Martabat-Nya
38. Al-Kabir - Maha Besar
39. Al-Hafiz - Maha Pelindung
40. Al-Muqit - Maha Pemberi Keperluan
41. Al-Hasib - Maha Mencukupi
42. Aj-Jalil - Maha Luhur
43. Al-Karim - Maha Mulia
44. Ar-Raqib - Maha Pengawas
45. Al-M uji b - Maha Mengabulkan
46. Al-Wasi^ - Maha Luas Pemberian-Nya
47. Al-Hakim - Maha Bijaksana
48. Al-Wadud - Maha Pencinta
49. Al-Majid - Maha Mulia
50. Al-Ba^ith - Maha Membangkitkan
51. Ash-Shahid - Maha Menyaksikan
52. Al-Haqq - Maha Benar
53. Al-Wakil - Maha Berserah
54. Al-Qawiyy - Maha Memiliki Kekuatan
55. Al-Matin - Maha Sempurna Kekuatan-Nya
56. Al-Waliyy - Maha Melinuingi
57. Al-Hamid - Maha Terp uji
58. Al-Muhsi - Maha Menghitung
59. Al-Mubdi' - Maha Memulai/Pemula
60. Al-Mu^id - Maha Mengembalikan
61. Al-Muhyi - Maha Menghidupkan
62. Al-Mumit - Maha Mematikan
63. Al-Hayy - Maha Hidup
64. Al-Qayyum - Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya
65. Al-Wajid - Maha Menemukan
66. Al-Majid - Maha Mulia
67. Al-Wahid - Maha Esa
68. As-Samad - Maha Diminta
69. Al-Qadir - Maha Kuasa
70. Al-Muqtadir - Maha Menentukan
71. Al-Muqaddim - Maha Mendahulukan
72. Al-Mu'akhkhir - Maha Melambat-lambatkan
73. Al-'Awwal - Maha Pemulaan
74. Al-'Akhir - Maha Penghabisan
75. Az-Zahir - Maha Menyatakan
76. Al-Batin - Maha Tersembunyi
77. Al-Wali - Maha Menguasai Urusan
78. Al-Muta^ali - Maha Suci/Tinggi
79. Al-Barr - Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan)
80. At-Tawwab - Maha Penerima Taubat
81. Al-Muntaqim - Maha Penyiksa
82. Al-^Afuww - Maha Pemaaf
83. Ar-Ra'uf - Maha Mengasihi
84. Malik Al-Mulk - Maha Pemilik Kekuasaan
85. Thul-Jalali wal-Ikram - Maha Pemilik Keagungan dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit - Maha Mengadili
87. Aj-Jami^ - Maha Mengumpulkan
88. Al-Ghaniyy - Maha Kaya Raya
89. Al-Mughni - Maha Penberi Kekayaan
90. Al-Mani^ - Maha Membela/Menolak
91. Ad-Darr - Maha Pembuat Bahaya
92. An-Nafi^ - Maha Pemberi Manfaat
93. An-Nur - Maha Pemberi Cahaya
94. Al-Hadi - Maha Pemberi Petunjuk
95. Al-Badi^ - Maha Indah/Tiada Bandingan
96. Al-Baqi - Maha Kekal
97. Al-Warith - Maha Membahagi/Mewarisi
98. Ar-Rashid - Maha Pandai/Bijaksana
99. As-Sabur - Maha Penyabar

Khasiat Asma AlHusna


Fadhilat ini dipetik dari tajuk buku Khasiat Asmaul-Husna & Himpunan Ayat-Ayat Al-Quran, susunan : Abu Nur Husnina, keluaran Pustaka Ilmi
1. "Ya Allah!" apabila dizikirkan 500 x setiap malam, lebih-lebih lagi selepas solat tahajjud atau solat sunat 2 rakaat mempunyai pengaruh yang besar di dalam mencapai segala yang dihajati.

2. "Ya Rahman!" apabila dizikirkan sesudah solat 5 waktu sebanyak 500x, maka hati kita akan menjadi terang, tenang & sifat-sifat pelupa & gugup akan hilang dengan izin Allah.

3. "Ya Rahim!" apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap hari, InsyaAllah kita akan mempunyai daya penarik yang besar sekali hingga manusia merasa cinta & kasih serta sayang terhadap kita.

4. "Ya Malik!" apabila dizikirkan sebanyak 121 x setiap pagi atau setelah tergelincirnya matahari, segala perkerjaan yang dilakukan setiap hari akan mendatangkan berkat & kekayaan yang diredhai Allah.

5. "Ya Quddus!" apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap pagi setelah tergelincir matahari, maka hati kita akan terjaga dari semua penyakit hati seperti sombong, iri hari, dengki dll.

6. "Ya Salam!" apabila dizikirkan sebanyak 136 x, InsyaAllah jasmani & rohani kita akan terhindar dari segala penyakit sehingga badan menjadi segar sihat & sejahtera.

7. "Ya Mukmin!" apabila dizikirkan sebanyak 236 x, InsyaAllah diri kita, keluarga & segala kekayaan yang dimiliki akan terpelihara & aman dari segala macam gangguan yang merosakkan.

8. "Ya Muhaimin!" apabila dizikirkan sebanyak 145 x sesudah solat fardhu
Isyak, Insyaallah fikiran & hati kita akan menjadi terang & bersih.

9. "Ya 'Aziz!" apabila dizikirkan sebanyak 40 x sesudah solat subuh, InsyaAllah, kita akan menjadi orang yang mulia, disegani orang kerana penuh kewibawaan.

10."Ya Jabbar!" apabila dizikirkan sebanyak 226 x pagi & petang, semua musuh akan menjadi tunduk & patuh dengan izin Allah.

dan masih banyak lagi

SYARAT-SYARAT SAH HADIS


1. SANAD BERSAMBUNG - Maksudnya ialah mestilah ada di antara perawi sanad suatu ikatan ilmu seperti bertemu dengan orang yang mendapat hadis daripada orang yang terdahulu dan orang yang mengambil hadis daripada penyampai hadis. Tidak terjadi di antara kedua-dua perawi hadis jarak masa atau tempat yang tidak mengizinkan untuk bertemu atau mustahil untuk bertemu.
2. ADIL - Merupakan satu sifat yang dimiliki di dalam jiwa yang dapat membawa pemiliknya menjadi seorang yang bertaqwa, bermaruah, menjauhkan diri dari perkara keji dan bidaah. Perawi yang adil ialah orang yang mencukupi syarat-syarat berikut :-
BilSyaratKeterangan
1IslamTidah boleh diterima hadis yang diriwayatkan oleh seorang yang bukan Islam sekalipun dia adalah ahli kitab.
2Sampai umurTidak boleh diterima hadis yang diriwayatkan oleh seorang kanak-kanak.
3BerakalTidak boleh diterima hadis yang diriwayatkan oleh orang gila.
4Tidak FasikFasik ialah melakukan dosa-dosa besar atau berterusan melakukan dosa-dosa kecil.
5Menjaga MaruahIaitu hendaklah seseorang perawai itu bersikap dengan sikap yang selayaknya mengikut kedudukannya. Sekiranya beliau seorang ulama, dia akan bersikap dengan sikap yang layak bagi ulama dan tidak bersikap seperti seorang penjual. Para pengkaji hadis mengambil berat dalam aspek akhlak seseorang perawi hadis yang akan menjamin kebenaran dan amanahnya serta terselamat daripada perkara-perkara yang boleh mencacatkan kedudukan sesuatu riwayat, lebih-lebih lagi apabila perkara yang diriwayatkan berkaitan dengan urusan agama dan Sunnah Nabi S.A.W.

3. PENJAGAAN RIWAYAT

Mereka yakin terhadap apa yang mereka hafal, terpelihara daripada kesalahan atau kesamaran, mampu menyebut apa yang dihafal. Semua ini disyaratkan pada setiap perawai hadis dari awal sanad hingga akhir.

BilJenis PenjagaanKeterangan
1Penjagaan di dalam dadaIaitu seseorang perawai menghafal apa yang didengarinya dan beliau dapat menyampaikannya semula.
2Penjagaan berbentuk penulisan (buku)Iaitu seseorang perawi menjaga terhadap apa yang ditulis setelah membuat pembetulan, membaiki tulisan dan membuat pengiktirafan terhadapnya serta menjaga kitabnya daripada sampai ke tangan orang yang ingin mempermainkan atau membuat pemesongan, iaitu semenjak beliau mula menulis sehinggalah beliau menyampaikan sebagaimana yang ditulis.


4. SELAMAT DARIPADA KEGANJILAN
- Iaitu tiada perbezaan perawi terhadap siapakah perawi yang lebih diyakini atau lebih dipercayai, kerana syaz (kecacatan atau keganjilan) ialah terdapat perselisihan di antara perawi yang dipercayai (thiqah) dan perawi yang lebih diyakini daripadanya iaitu terdapat tambahan atau kekurangan pada riwayat yang dibawa oleh perawi yang lebih diyakini tidak terdapat sebarang tambahan atau kekurangan. Oleh itu sebarang bentuk gabungan atau persepakatan tidak mungkin berlaku di antara dua riwayat yang berbeza, di mana dengan adanya perselisihan ini akan menghalang kesahihan hadis. Manakala pakar-pakar dalam bidang ini seperti Al-Khitaabi, Al-Bukhari dan Muslim tidak mensyaratkan syarat ini iaitu membuat mereka membuat pengertian sahih tanpa syarat tersebut dan begitu juga dengan Ibnu Hajar.


5. SELAMAT DARIPADA ILLAT
Iaitu merupakan berlakunya kesamaran yang boleh mencacatkan kesahihan hadis. Hadis pada zahirnya adalah terkumpul mengikut syarat-syarat sahih dan selainnya terdapat sebab kecacatan kecil atau tersembunyi yang tidak diketahui, kecuali para ulama besar melarang daripada menghukumkannya dengan sahih. Oleh itu hadis tersebut dikira sebagai Hadis Maukuf dan diriwayatkan secara Marfuk atau sebaliknya, ataupun terdapat juga isnad perawi yang meriwayatkan hadis daripada orang yang sezaman dengan lafaz  dengan kesamaran samada dia mendengarnya ataupun dia tidak mendengar daripadanya, lalu disyaratkan terhadap kesahihan sesebuah hadis iaitu tidak terdapat padanya suatukecacatan.

pengertian hadist


Hadis Riwayat Bukhari & Muslim boleh diibaratkan sebagai himpunan, susunan dan kemudahan terhadap hadis-hadis yang disepakati oleh dua orang Iman iaitu Iman Bukhari dan Iman Muslim.
PENGERTIAN HADIS
- berita dan perkara baru, pengertian ini terdapat pada firman Allah S.W.T  yang membawa pengertian berita Nabi Musa a.s dan firman Allah S.W.T :  pula yang membawa pengertian perkara baru, kadang-kadang terdapat juga ayat-ayat Al-Quran yang menggunakan lafaz  bertepatan dengan pengertian yang dikehendaki oleh Al-Quran seperti firman Allah S.W.T :

Pengertian Hadis dari sudut Istilah
- Perkara yang disandarkan kepada Nabi S.A.W samada dari kata-kata, perbuatan, pengakuan, sifat akhlak, sifat semulajadi atau penghakiman sehinggalah kepada semua gerak-geri Rasulullah s.a.w jaga dan tidur

Riwayat Imam Muslim
LATARBELAKANG
NamaMuslim bin Al-Hajjaj bin Muslim bin Ward
Nama PanggilanAbu Al-Husin
Keturunan1. Al- Qusyairi : Nisbah kepada kabilah tempat kehidupan beliau. Mengikut sesetengah riwayat beliau adalah berbangsa Arab dan ada yang berpendapat bahawa beliau dinasabkan kepada Qusyairi iaitu nisbah kepada bangsa ajam (bukan Arab).
2. An-naisaburi : Nisbah kepada negeri tempat tinggal beliau di Naisabur iaitu sebuah bandar besar yang terletak di Khurasan.
KelahiranPara ulama tidak dapat memastikan tahun kelahirannya, sebahagian daripada mereka berpendapat bahawa beliau dilahirkan pada tahun (204) Hijrah dan ada yang berpendapat beliau dilahirkan pada tahun (206) Hijrah.
KematianImam Muslim meninggal dunia pada hari Ahad bulan Rejab iaitu pada tahun (261) Hijrah ketika berusia dalam lingkungan 50-an.
Guru-Guru1. Abdullah bi Muslamah Al-Qa'nabi.
2. Ahmad bin Hambal.
3. Ishak bin Rahawiyah.
4. Yahya bin Mu'in.
5. Ishak bin Mansor.
6. Abu Bakar bin Abu Syaibah.
7. Abdullah bin Abdul Rahman Ad-darimi.
8. Abu Kuraib Muhammad bin Al-A'la.
9. Muhammad bin Abdullah bin Numair.
10. Abdul bin Humaid.

Inactive hide details for ILMUILMU

ILMU
Bil
    Ilmu
Keterangan
1
HadisMaksudnya pengetahuan tentang susunan hadis mengikut sanad dan matanya, dan juga menjaga Nas Hadis. Pengetahuan tentang perselisihan dan penambahan, perbezaan Sahih dengan Dhaif Marfuk, Mauquf dan Maqtuk. Imam Muslim pakar dalam bidang ini, sudah memadai (sahihnya) dikira sebagai kitab sahih yang kedua asas sunnah, ramai yang tertumpu kepada beliau selepas Imam Bukhari. Beliau terus mengumpul hadis selama 15 tahun . Juga membetulkan dan memilih sehingga selesai menyebabkan kedudukan karangan beliau diangkat oleh Allah sebagaimana Al-Hafiz Ibnu Salah berkata, " Allah telah mengangkat kitab karangan As-Sahih kepada kedudukan yang tinggi dan beliau sebagai imam yang dijadikan hujah, disebut-sebut dan dihormati dalam ilmu hadis serta ilmu-ilmu lain".
2
Biodata PerawiIlmu ini adalah asas yang dipegang oleh pakar hadis untuk membezakan sanad-sanad dan mengenalinya. Imam Muslim amat pakar dalam bidang ini, beliau mengetahui nama-nama, gelaran keturunan dan sejarah serta kematian dengan keilmuan pengetahuan yang tinggi serta terperinci.
3
Jarah dan Ta'dilIlmu ini adalah kritikan terhadap perawi hadis dan membezakan antara yang dapat dipercayai (Siqah) dengan yang Dhaif. Sesiapa yang ingin memisahkan antara hadis Sahih dan Dhaif tidak akan mampu kecuali setelah mendalami ilmu ini secara terperinci. Imam Muslim adalah orang yang paling mahir dalam bidang ini, membahasakan ilmu meriwayat hadis, ilmu Jarah dan Ta'dil. Beliau juga menyatakan mengenainya dalam pendahuluan kitab sahih.
4
Kaji Selidik HadisImam Muslim amat mendalami dan memahami ilmu ini serta mengerti bahasa yang sulit. beliau berpegang kepada kefahaman yang tepat, pengetahuan tentang sunah-sunah dan Athar. Imam Muslim dianggap antara orang yang terkemuka dikalangan pakar ilmu tersebut. Beliau banyak berbincang dan mengkaji dalam bidang ini dengan baik, tepat dan kemas serta sempurna malah banyak karangan beliau yang amat bernilai dalam bidang ini.


Inactive hide details for KARANGANKARANGAN

KARANGAN

Imam Muslim menulis dan mengarang berkenaan dengan ilmu Hadis dari apa yang Allah s.w.t kekalkan kepadanya dengan ingatan yang baik sepanjang masa. Sebahagian daripada karangan beliau telah sampai kepada kita dan sebahagian lagi tidak sampai kerana susunannya telah hilang.


Karangan Yang Telah Sampai Kepada Kita.

1. Sahih Muslim.
Merupakan kitabnya yang terbesar dan dimanfaatkan kepada semua, bahkan kitab itu juga merupakan karangannya yang terbesar di dalam islam selepas Sahih Bukhari. Kemudian hadis-hadis darinya diasingkan pada juzuk yang selanjutnya pada takrif-takrif.

2. Al-Kunni Wal Asmak. 
Telah dicetak.

3. Al- Munfaridat Wal Wihdan.
Telah dicetak.

4. At-Tabaqat. 
Masih dalam keadaan kitab tulisan tangan yang belum dicetak.

5. Rijal Urwah bin Az-Zubair. 
Masih dalam keadaan kitab tulisan tangan yang belum dicetak.

6. At-Tamyiz. 
Dicetak hanya sebahagian daripadanya sahaja.



Karangan Yang Tidak Sampai Kepada Kita dan Telah Hilang Penyusunannya.

1. Al-Musnad Al-Kabir, Ala Ar-Rijal. Tiada seorang pun yang mendengarnya daripada Imam Muslim.
2. Jamik Al-Kabir, Alal Abwab : Al-Hakam berkata, "Aku melihat setengahnya masih belum ditulis".
3. Al-llal.
4. Al-Ifrad. Harus beliau sendiri yang membuat kitabnya sebagai Al-Munfaridat Wal Wihdan.
5. Al-Iqran.
6. Suaalaatuhu Ahmad bin Hambal.
7. Hadis Amru bin Syuaib.
8. Al-Intifa' Bi Ahabbi As-Siba'.
9. Masyayikh Malik
10. Masyayikh At-Thauri.
11. Masyayikh Syukbah.
12. Man Laisa Lahu Illa Rawin Wahidin.
13. Kitab Al-Mukhdaramin.
14. Aulaad As-Sahabat.
15. Zikru Auham Al-Muhaddisin.
16. Afrad As-Syamiyyin.